Jika teman-teman mengikuti perkembangan iklan TV Indonesia, suatu ketika pasti menjumpai ada iklan,”Menikah atau S2?” hehe. akhirnya dia menjawab, “Baik, saya akan menikah, tapi setelah lulus S2. Seperti dia, aku juga harus terpelajar, punya karir bagus, baru kita berdua akan jadi jodoh yang pas. Sama kan?”
Apapun pilihannya, insyaAllah baik, tinggal bagaimana merencanakannya dengan baik juga. Banyak alasan kenapa teman-teman memutuskan untuk kuliah lagi:
• Memperdalam keilmuan
• Menjadi dosen
• Perintah orang tua
• Gak diterima kerja, hehe
Pastinya niat untuk studi lanjut (kuliah lagi) kita niatkan utama agar mencari ilmu dan menjadi pejuang ilmu pengetahuan, dan kelak mendapatkan keberkahan dari ilmu pengetahuan tersebut. Semakin banyak ilmu yang bermanfaat, semakin banyak juga keberkahan yang akan kita peroleh. Dengan semakin memperdalam keilmuan yang kita pelajari, dengan menempuh studi di S2 ataupun S3 juga akan membuat kapasitas dan kapabilitas kita lebih dibandingkan yang lulusan sarjana S1. Secara tindak langsung juga, lulusan s2 atau S3 karena kelebihan keilmua yang dimiliki sebanding juga dengan tanggung jawabnya yang besar pula.
Ada 3 hal yang perlu diperjuangkan jika sudah membulatkan tekad untuk melanjutkan studi setelah S1 :
1. Mendapatkan skor bahasa inggris
2. Mendapatkan beasiswa
3. Mendapatkan kampus
Mendapatkan Skor Bahasa Inggris. Dalam memutuskan untuk melanjutkan studi, maka kemampuan berbahasa inggris menjadi hal yang penting, tak hanya untuk mendaftar beasiswa tapi juga juga untuk mendaftar kampus tujuan. Saking pentingnya, saya merekomendasikan dalam belajar bahasa inggris sedini mungkin. Dalam bab liburan produktif, saya merekomendasikan untuk bisa meluangkan waktu untuk belajar bahasa inggris dari sumber manapun. Bisa dari kursus intensif, dari mentranslate e-book mata kuliah, translate jurnal internasional, dari lagu atau film bahasa inggris atau praktek secara langsung. Selain itu juga banyak aplikasi baik aplikasi di komputer maupun aplikasi smartphone. Dalam memperlajari bahasa inggris, agar lebih efektif dan efisien waktu, sejak awal tentukan target yang hendak dicapai. Target tersebut bisa dalam bentuk jenis keahlian (English Proficiency) seperti TOEFL (ITP atau iBT), IELTS, TOEIC dll., maupun target score yang diinginkan. Fokuskan mempelajari yang ditargetkan sesuai yang disyaratkan.
Mendapatkan Beasiswa
Sebenarnya untuk melanjutkan kuliah di jenjang S2 atau S3 ada dua jalan dari segi pembiayaan, memakai dana pribadi (mandiri) dan menggunakan beasiswa. Jika memang mampu dengan biaya sendiri tak jadi masalah, akan tetapi jika terkendala biaya, beasiswa bisa menjadi salah satu jalan terbaik untuk mewujudkan mimpi kuliah setinggi-tingginya.
Untuk menjadi seorang pemburu beasiswa (Scholarship Hunters), siapkan semangat, tekad dan niat yang kuat. Selain itu, agar semangat, tekad dan niat tadi senantiasa kuat, maka temukanlah lingkungan (pergaulan) yang tepat agar dalam proses dalam mendapatkan beasiswa menjadi lebih mudah. Mengapa bisa jai lebih mudah? Tentunya agar bisa saling mendukung satu sama lain ketika ada yang semangatnya turun. Selain itu, dengan menemukan lingkungan yang tepat, akses informasi akan mudah diperoleh, sehingga proses mendapatkan beasiswa terasa ringan.
Dengan akses informasi yang cukup, maka kita akan dengan mudahnya mengetahui informasi seputar beasiswa. Oleh karena itu, agar memperbesar kesempatan, jangan hanya mendaftar di satu beasiswa. Misal ada keinginan untuk kuliah di luar negeri, Australia, kita bisa mendaftar beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan beasiswa Australia Award Scholarship (AAS). Demikian juga jika ingin mendaftar beasiwa untuk kuliah di dalam negeri bisa mendaftar beasiswa LPDP dan juga beasiswa Program Magister Doktor Sarjana Unggulan (PMDSU).
Untuk info beasiswa yang membuka pendaftaran, klik di sini.
Setelah menentukan target, dapatkan informasi sebanyak-banyaknya tentang beasiswa tersebut. Pelajari dan pahami seluruh panduan, ketentuan, persyaratan, tata cara pendaftaran beasiswa yang kita targetkan. Agar hasil lebih optimal, persiapkan berkas-berkas yang disyaratkan jauh-jauh hari. Berkas berkas yang umum seperti esai beasiswa, surat rekomendasi, surat sehat, sertifikat bahasa inggris, dll.
Agar mampu menganalisis peluang dalam mendaftar suatu beasiswa, carilah pengalaman-pengalaman berharga dari siapapun tentang beasiswa tersebut. Akses informasi yang sangan masif seperti saat ini pastinya tidak menjadi kendala ketika memerlukan info tentang beasiswa. Temukan teman dekat, sahabat ataupun orang senior yang telah mendapat beasiswa, dan ikuti saran-saran yang bisa diterapkan dengan tujuan bisa mendapatkan beasiswa.
Mendapatkan Kampus. Setelah mendapatkan nilai bahasa inggris yang cukup dan beasiswa, berikutnya adalah proses untuk mendapatkan kampus atau diterima kampus. Perhatikan syarat dan ketentuan mendaftar kampus, syarat dll. Selain itu, kita juga perlu mengecek apa saja syarat-syarat khusus yang perlu dipersiapkan, seperti rencana penelitian (proposal), surat rekomendasi, motivation letter, atau pun calon pembimbing di kampus tujuan.
Apalagi jika teman-teman punya target kampus di luar negeri, penting untuk mendapatkan info-info terkait bagaimana mendaftar kampus di luar negeri. Misal budaya di jepang untuk mendaftar kampus harus menemukan calon pembimbing (professor atau sensei) terlebih dahulu. Untuk mendapatkan pembimbing, cara paling mudah adalah jika kita memiliki dosen di Indonesia yang mengenal professor disana, dan dosen kita kita merekomendasikan kita untuk penelitian di tempat sensei yang bersangkutan. Dengan cara ini, peluang diterima sensei sangat besar. Jika tidak memiliki jaringan lewat dosen, maka bisa dilakukan mengirimkan email yang berisi biodata kita beserta rencana penelitian kita. Jika sensei yang kita kirimkan email tersebut tertarik, maka akan memberikan balasan berisi apa saja tahap-tahap yang akan kita lakukan untuk mendaftar di kampus yang kita maksud.
Dalam usaha mendapatkan kampus tujuan, maka yang perlu diperhatikan juga adalah periode pendaftaran. Penting untuk mengetahui periode pendaftaran, tanggal ujian, dll. Perlu rencana yang matang, agar berhasil diterima di kampus impian. Selain itu, kita juga perlu mengetahui sayarat-syarat khusus, misal bahasa asing tertentu yang wajib kita kuasai ataupun pengalaman kerja yang wajib dipenuhi untuk mendaftar di kampus atau jurusan tertentu. Kita bisa mendapat informasi-informasi seperti melalui banyak agen atau konsultan pendidikan di sekitar kita. Atau kita bisa langsung tanyakan ke official kampus tujuan kita.
Sekali lagi yang perlu kita ingat, mahasiswa sebagai seorang pelajar harus memiliki modal (biaya). Akan tetapi, jika sudah usia yang semakin menua, meskipun bisa, tidak baik dan tidak enak juga ketika kita terus-menerus meminta pada orang tua. Tak hanya selama menjadi mahasiswa, masa-masa mencari beasiswa juga butuh biaya, gak hanya modal ngeden.
1. Ngurus sana ngurus sini butuh modal.
2. Belajar bahasa inggris jika tidak dimulai sejak dini juga butuh dana.
3. Termasuk setelah kursus, tes bahasa inggris (TOEFL, TOEIC, IELTS) juga butuh uang
4. Biaya hidup juga pakai biaya, hhe.
5. Daftar kampus juga bayar lagi.
Oleh karenanya, sebelum masa-masa galau ini tiba, alangkah baiknya jika persiapkan sebelumnya. Bagaimana mengantisipasinya? Bisa dengan keuntungan dari usaha yang kita buat, tabungan dari hadiah lomba, tabungan beasiswa, atau juga bisa dari tabungan dari kerja sambilan selama kuliah.
Sekali lagi yang perlu diperhatikan ketika kita memutuskan untuk kuliah lagi, komitmen ini penting untuk dijaga. Godaan untuk kerja ataupun pilihan yang lain seperti menikah biasanya hadir. Sembari menyiapkan untuk kuiah lagi, biasanya temen-teman mengisi waktu dengan bekerja, tapi niat untuk kuliah lagi harus terus menerus diingat. Luangkanlah waktu untuk mempersiapkan berkas-berkas atau persyaratan untuk kuliah. Atau, misal kita memilih untuk bekerja guna mempersiapkan waktu untuk kuliah lagi, bekerjalah di tempat yang menunjang keilmuan kita, atau bekerja di lingkungan di kampus (asisten dosen atau asisten lab) agak semangat tetap terjaga.
Hasil tidak mengkhianati usaha.
Nuha Qonita
MSc Islamic Finance and Management 2016
Durham University Business School
Inatagram: @nuhaqonita